Orang Tua PTM PTM Harapan Mahasiswa Segera Hadir, Ini Alasannya

Tahun ajaran 2021/2022 telah dimulai. Namun, rencana Pembelajaran Pribadi Terbatas (PTM) harus ditunda karena pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM) Jawa-Bali.

Akibatnya, siswa kembali ke pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran online. Bahkan, sebagian besar siswa dan orang tua berharap PTM Limited bisa terlaksana.

Seperti yang dikatakan Marni, salah satu orang tua yang anaknya baru masuk SMP. Warga Kabupaten Berbah

, Sleman DIY ini, merasa kualitas pendidikan anak-anaknya semakin terpuruk.

Baca Juga: Mahasiswa, Ini 10 Tips Hidup Sehat Saat Pandemi

“Waktu saya kelas 5 dan 6 SD kemarin kebanyakan disimpan online. Banyak materi yang tidak bisa direkam oleh anak saya,” katanya kepada Kompas.com, Selasa (13 Juli 2021).

Otomatis, lanjutnya, nilainya turun. Hal ini dikarenakan siswa hanya diminta untuk membaca materi sendiri atau menonton video di Youtube yang dikirimkan oleh guru.

Tentu saja siswa kurang memahami materi karena siswa harus mempelajari materi sendiri.

Dapatkan informasi, inspirasi, dan wawasan di email Anda.
email pendaftaran

Jadi, menurutnya, pembelajaran online tidak efektif. “Guru dijaga dan diteladani. Tanpa tatap muka, anak-anak tidak memiliki ikatan dengan guru,” ujarnya.

Selain itu, pembelajaran online berarti bahwa orang tua atau wali harus membayar lebih untuk anak-anak mereka untuk menghadiri kelas mendalam.

“Makanya saya berharap Covid-19 segera mereda dan PTM terbatas bisa segera digelar agar pendidikan tidak mengalami kemunduran,” harapnya.

Indah Agustina, yang anaknya belajar DIY di MTsN 7 Piyungan Bantul

, mengatakan hal yang sama. Ia juga berharap PTM terbatas segera dilaksanakan di sekolah-sekolah.

Hal ini dikarenakan materi belajar online sulit dipahami oleh anak-anaknya. Ia bahkan harus menemani anaknya belajar online.

“Kemarin saya harus menemani anak saya mengerjakan PR sambil belajar online. Kalau tahun ajaran baru masih online bisa pusing lagi,” keluhnya.

Ia juga mengatakan mengikuti sekolah online ini meningkatkan intensitas memegang smartphone lebih sering. Selain itu, anak-anak mereka bersekolah online menggunakan ponsel layar kecil, bukan komputer atau laptop.
Pembentukan karakter siswa menurun

Menurut Direktur SMAN 2 Banguntapan Bantul DIY, Tri Giharto, PJJ ini telah mengurangi pembentukan karakter siswa.

Karena nilai-nilai disiplin, organisasi, kepemimpinan dan lain-lain tidak dapat dicapai oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran online.

“Semua nilai tersebut tidak dapat dicapai siswa ketika mengikuti pembelajaran online. Bahkan kreativitas siswa pun tidak bisa dituangkan ke sekolah-sekolah,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com.

Hal ini terlihat saat penerimaan siswa baru ketika anak-anak berambut panjang dan ada yang berpakaian kurang rapi.

Baca Juga: Meski Sekolah Siap Digelar, PTM Terbatas Di Yogya Ditunda

“Jadi, saat-saat sekolah dulu seperti siswa berpakaian rapi, rambut rapi, mencium tangan guru dan menghormati guru sekolah seolah-olah pikirannya sudah hilang sekarang,” katanya.

Sehingga ia berharap Covid segera terkendali di Indonesia dan PTM terbatas bisa diadakan di sekolah-sekolah. Sehingga pembentukan karakter dapat dikembalikan kepada siswa.

LIHAT JUGA :

serverharga.com
wikidpr.id
riaumandiri.id
dekranasdadkijakarta.id
finland.or.id
cides.or.id

Post navigation